Senin, 24 Februari 2014

Skill Dasar Gitar Listrik


Skill Dasar Gitar Listrik

Oleh Dadang Taufik pada 4 Mei 2011 pukul 20:56

.Saya akan membahas masalah cara dan teknik dasar dalam mempelajari gitar baik untuk gitar elektrik maupun akustik. Bermain gitar itu mudah jika kita mengetahui teknik dan scale dasar yang kemudian dikembangkan.Disni saya mengajakmu menelusuri setiap pelajaran, setahap demi setahap. Cara terbaik untuk mempelajari materi ini adalah dengan terlebih dahulu membaca dan berlatih, baru kemudian mendengarkan petunjuk. sebagai pedoman yang memberimu kesempatan untuk belajar dari teknik dasar hingga teknik perkembangan.

Selamat membaca dan mempelajari tiap materi yang saya suguhkan dsni. Asah terus skill mu disertai dengan pelajari teori musiknya agar dapat berguna. Karena jika hebat dalam skill bermain gitar saja tanpa tahu dasar dan teori musiknya, kuranglah sempurna. Belajar dan terus belajarlah!!

Belajar Membaca Not

Dalam dunia musik dikenal istilah “not” untuk menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada, sehingga nada/lagu akan terdengar serasi dan harmonis.

Suatu not dilambangkan dengan suatu angka yang terdiri dari:

Angka 1 dibaca do

Angka 2 dibaca re

Angka 3 dibaca mi

Angka 4 dibaca fa

Angka 5 dibaca sol

Angka 6 dibaca la

Angka 7 dibaca si
Jarak antara do rendah sampai dengan do sedang disebut satu oktaf. Sedangkan jarak antara do sedang sampai dengan do tinggi disebut dua oktaf.

Bagian-Bagian Gitar Elektrik

Disini digambarkan definisi nama-nama bagian dari gitar elektrik yang setiap bagiannya memiliki fungsi atau peranan yang berbeda dan satu sama lain memiliki hubungan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Fingering ( Penjarian )

Penjarian menjadi salah satu bagian terpenting guna menghasilkan tone gitar yang optimal. Agar optimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

· Biasakan untuk menekan senar menggunakan ujung jemari. Usahakan tidak menekan senar pada atau terlalu dekat dengan besi fret, karena akan menghasilkan bunyi tidak jelas.

· Biasakan fingering tngan anda seperti cakar, tidak merebahkan jari-jari dipermukaan fretboard.

· Ketika menggerakkan pick jangan berlebihan atau terlalu jauh dari senar/bridge gitar.

Ketika akan memainkan chord atau lick ( penggalan nada ) yang cepat dan banyak ( running notes), biasakan tangan memegang neck ( telapak tangan tidak menyentuh tepi neck gitar ) agar pergerakan tangan kita tidak sulit untuk bergerak cepat. Teknnik seperti ini biasanya banyak dijumpai pada gitaris yang mempelajari lagu klasik. Namun bukan berarti anda harus memainkan lagu-lagu klasik. Tidak ada salahnya kita mengaplikasikannya pada permainan gitar kita. Namun bagi gitaris rock/heavy metal, kita melihat banyak yang bermain justru dengan “membekap” neck gitar ( menggengam neck ). Itu bisa saja terjadi bila memiliki tangan yang besar. Kemungkinan lain adalah gitaris tersebut jarang memainkan nada-nada cepat dan banyak memainkan bending string ( meliukkan senar ), sustaining notes with vibration ( memanjangkan nada dengan vibrasi ), seperti umumnya gitaris blues. Kesimpulannya adalah gunakan teknik fingering secara proporsional dan sesuai keadaan. Jika kita banyak memainkan nada cepat yang membutuhkan penjarian yang lebar, otomatis ibu jari berada dibelakang neck dan tidak menggenggam neck gitar. Teknik sebaliknya kita gunakan jika jarang memainkan nada-nada cepat, banyak mengutamakan bending, sustaining, dan nada-nada melodis seperti pada jenis musik blues.

Biasakan juga untuk “bermain pada posisinya”. Artinya, posisi ditentukan oleh fret dimana jari telunjuk berada. Jika jari telunjuk berada di fret ke lima, maka fingering kita berada di posisi ke lima,dst. Apabila jari telunjuk telah menekan sebuah nada pada posisi fret ( missal ke lima ), maka jari-jari lain secara otomatis akan menempati posisinya masing-masing, yaitu jari tengah pada fret ke enam, jari manis pada fret ke tujuh, jari kelingking pada fret ke delapan. Jadi biasakan jari-jari untuk tetap rapi, berada diposisinya masing-masing. Biasakan pula untuk melatih jari kelingking dengan sering menggunakannya. Memang jari kelingking lebih kecil dan lemah serta jarang digunakan oleh banyak gitaris, namun tetap berusaha agar bisa sempurna.

Warming Up ( Pemanasan )

Warming up sama halnya dengan fingering yang merupakan langkah awal membangun dasar/fundamen serta fleksibilitas jari-jari kita pada jangkauan fretboard. Selain itu, warming up dan fingering memiliki fungsi utama untuk mencegah terjadinya cidera pada tangan, lengan maupun jari kita. Berikut ada beberapa contoh warming up dan fingering :

1. Warming Up dengan Chromatic Scale

Chromatic Scale merupakan scale dengan jarak nada yang identik satu sama lain, yaitu berjarak setengah nada, contoh : C – C# – D – D#- – E – F – F# – G – G# – A – Bb – B – C

Chromatic scale meliki formula yang efektif untuk digunakan penjarian. Selain itu banyak juga gitaris ternama yang menggunakan scale ini dalam permainan mereka seperti ciri khas dari John Petrucci, sang maestro gitar ini sangat lihai dalam mengkomposisikan chromatic scale menjadi sebuah lick yang menakjubkan.

Chord Voicing adalah permainan gitar seperti arpeggio yang membentuk chord sebagai alternatif lain dalam warming up. Pemanasan dengan menggunakan chord voicing dapat melatih kekuatan tangan dan jari kiri kita dengan disertai sinkronisasi alternate picking pada tangan kanan. Steve Morse adalah gitaris yang banyak menggunakan chord voicing pada permainan gitarnya.

Progesi chord dalam contoh di buku ini memberikan nuansa chord yang luas dan harmonis jika dimainkan dengan baik. Usahakan untuk memainkannya dengan bersih tanpa ada suara “buzzing” akibat posisi jari yang tidak pas dan tidak kuat.

1. Warming Up dengan Two String Exercise

Pada contoh warming up ini saya tuangkan notasi yang mencakup formula dari “7 Modes Dalam 1 Scale” yang akan di pelajari di bab berikutnya. Konsentrasi pembelajaran saat ini terfokus pada senar 1 dan 2 dengan notasi yang dimainkan secara ascending ( pola nada naik ) dan secara descending ( pola nada turun ).

Catatan : Lakukan semua fingering dengan alternate picking dimulai down stroke ( memetik senar ke bawah ) dan up stroke ( memetik senar ke atas ) serta speed yang selalu ditambah.

Modes

Dalam melakukan soloing dan improvising memerlukan salah satunya Modes yang akan memberi warna dalam harmonisasi chord. Modes bisa dikatakan sebagai scales yang terdapat dalam sebuah scale utamanya ( 7 mode dalam 1 scale ). Disini juga dituliskan Major Scale dan Minor Scale standar yang wajib digunakan dalam bermain musik.

1. Major Scale
Merupakan scale dengan jarak nada satu sama lain yaitu : 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1 – 1/2

Contoh menggunakan C Major Scale : C – D – E – F – G – A – B – C

2. Minor Scale

Adalah scale dengan jarak nada satu sama lain yaitu : 1 – 1/2– 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1

Contoh menggunakan C Minor Scale : C – D – D# – F – G – G# – Bb – C

Dalam C Major Scale terdapat 7 Modes, diantaranya yaitu :

· Ionian ( major scale murni )

Dengan interval : 1 – 1 –1/2 – 1 – 1 – 1 – 1/2

· Dorian Pembagiannya adalah :

Dengan interval : 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1 –1/2– 1 Major Modes : – Ionian

· Phrygian – Lydian

Dengan interval :1/2– 1 – 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – Mixolydian

· Lydian
Dengan interval : 1 – 1 – 1 – 1/2– 1 – 1 – 1/2 Minor Modes : – Dorian

· Mixolydian – Phrygian

Dengan interval : 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1/2 – 1 – Aeolian

· Aeolian ( minor scale murni ) – Locrian

Dengan interval : 1 – 1/2 – 1 – 1 –1/2– 1 – 1

· Locrian

Dengan interval : 1/2 – 1 – 1 – 1/2– 1 – 1 – 1

Untuk contoh notasi 7 Modes dibuku ini, yang pertama menggunakan tonal center ( not awal pada setiap mode ) dan kedua dengan menuangkannya di setiap nada awal C/do.

Harmonic da
n Melodic Minor Scales

Seperti pelajaran sebelumnya bahwa scales memiliki pengembangan, begitu juga minor scales yang dibagi menjadi Harmonic minor dan Melodic minor. Pada Natural Minor Scale memiliki interval 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1, sedangakan interval dari Harmonic dan Melodic minor yaitu :

1. Harmonic Minor Scale

Intervalnya ialah 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1/2 – 1 1/2 – 1/2 yang kemudian tuangkan dalam contoh nada Do=C yaitu C -D-D#-F-G-G#-B-C.

Scale ini banyak dijumpai dalam komposisi musik rock murni seperti pada permainan sang

gitaris cepat Yngwie Malmsteen dan juga musik klasik.

2. Melodic Minor Scale

Intervalnya ialah 1 – 1/2– 1 – 1- 1 – 1 – 1/2 – lalu kita masukkan contoh dalam nada Do=C yaitu C -D-D#-F-G-A-B-C.

Scale ini bisa juga digunakan sebagai Jazz Minor Scale.

Pentatonic Scale

Pentatonic Scale berasal dari kata Penta yang berarti Lima. Jenis scale ini sangat banyak dimainkan dalam musik oleh gitaris-gitaris rock, blues bahkan jazz sekalipun untuk melakukan improvisasi dalam bermain gitar dengan menggunakan progresi tertentu. Seperti gitaris-gitaris dunia yaitu Steve Vai, Joe Satriani, Paul Gilbet, Slash, Andy Timmons, Eric Johnson, dll.

Di Bab ini kita akan membahas tentang pentatonic scale yang terbagi ke dalam 2 bagian yaitu : Major Pentatonic dan Minor Pentatonic.

1. Major Pentatonic Scale
Major Pentatonic Scale merupakan scale yang memiliki format 1-2-3-5-6. Untuk lebih mudahnya kita gunakan contoh dari C Major Scale : C-D-E-F-G-A-B atau 1-2-3-4-5-6-7. Sehingga untuk mendapatkan C Major Pentatonic kita ambil not 1=C, 2=D, 3=E, 5=G, 6=A. Sedangkan intervalnya adalah : 1 – 1 – 1 1/2 – 1.

Pada Major Pentatonic Scale not ke-4 dan ke-7 tidak digunakan sehingga hanya 5 nada yang digunakan ( C,D,E,G,A ). Pada umumnya Major Pentatonic Scale banyak digunakan untuk musik yang bernuansa ceria dan bersemangat.

2. Minor Pentatonic Scale

Minor Pentatonic Scale merupakan scale yang memiliki format 1-3-4-5-7. Pada bagian ini saya ambil contoh dari A Minor Pentatonic yang merupakan pasangan minor ( relative minor ) dari C Major Pentatonic yang berisi 5 nada yaitu A-C-D-E-G dengan interval : 1 1/2 – 1 – 1 – 1 1/2

Minor Pentatonic Scale banyak digunakan untuk musik yang bernuansa melankolis, ballads, dengan tema musik yang dramatis serta cenderung sedih, sehingga merupakan senjata andalan bagi para gitaris blues untuk mengekspresikan permainan gitarnya.

Sebagai contoh notasi, C Major Pentatonic saya tuliskan dalam 2 bagian yaitu oktaf 1 (bar 1-4) dan oktaf ke- 2 (bar 5-9). Sedangkan A Minor Pentatonic bagiannya yaitu oktaf ke- 1 (bar 1-4) dan oktaf ke- 2 (bar 5-6).

Catatan : Meski scale ini hanya memiliki 5 nada, namun jika kita dapat menguasainya dengan baik maka kita dapat melakukan eksplorasi dan pengembangan permainan musik kita lebih luas lagi. ( Yugo )

Pentatonic Blues Scale

Pentatonic Blues Scale merupakan bentuk pengembangan dari Pentatonic Scale yang banyak digunakan dalam musik dan permainan solo gitar, terutama dalam musik blues dan rock n’ roll.

Seperti pelajaran sebelumnya, di bab ini kita akan membahas tentang Pentatonic Blues Scale yang terbagi ke dalam 2 bagian yaitu : Major Pentatonic Blues dan Minor Pentatonic Blues.

1. Major Pentatonic Blues Scale

Major Pentatonic Blues Scale merupakan scale yang memiliki interval : 1 1/2 – 1 – 1/2 – 1/2– 1 – 1 1/2 . Pada umumnya Major Pentatonic Blues Scale ini banyak digunakan dalam musik yang bernuansa ceria seperti Major Scale lainnya. Formatnya juga hampir sama dengan Minor Pentatonic Blues.

2. Minor Pentatonic Blues Scale

Minor Pentatonic Blues Scale memiliki format interval yaitu : 1 1/2 – 1 – 1/2 – 1/2– 1 1/2– 1. Pada bagian ini saya ambil contoh dari A Pentatonic Blues Minor yang merupakan pasangan minor ( relative minor ) dari C Pentatonic Blues Major.

Seperti halnya Minor Scale, pada Minor Pentatonic Blues Scale juga banyak digunakan untuk musik yang bernuansa melankolis, ballads, dengan tema musik dramatis serta cenderung sedih, sehingga merupakan senjata andalan bagi para gitaris blues untuk mengekspresikan permainan gitarnya.

Diminished Scale

Scale ini sangat popular dalam jazz dan heavy metal musik yang berinterval 1 1/2– 1 1/2 – 1 1/2 – 1 1/2. Namun disini saya contohkan delapan perbedaan tone dalam scale ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar